Posted by : ade rizal tosi Senin, 05 November 2012



Bukanlah sebuah kemustahilan bahwa pemuda adalah pelopor sebuah perubahan. Pergerakan zaman dari waktu ke waktu memberikan tantangan tersendiri untuk sebuah perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Ingatkah kita ketika tokoh pemuda era orde lama hingga orde baru seperti Adam Malik mengabdikan dirinya untuk sebuah perubahan Negara Indonesia yang lebih maju. Menilik dari sejarah yang telah terukir, Adam Malik merupakan sosok pemuda yang mengawali perjalanan sejarahnya ketika usianya menginjak 20 tahun hingga wafatnya pada usia 67 tahun.
Pada permulaan perannya di usia 20 tahun, Adam malik dan beberapa pemuda lainnya telah mempelopori berdirinya Kantor Berita Antara yang hanya bermodalkan peralatan sederhana, seperti meja tulis tua, mesin tulis tua, dan mesin roneo tua. Namun dengan kegigihannya, Adam Malik bersama pemuda lainnya mampu memberikan andil dalam menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional.
Pada tahun 1945, saat berusia 28 tahun, Adam Malik menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Menjelang 17 Agustus 1945, Adam Malik dan tokoh-tokoh pemuda lainnya membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Betapa sejarah telah membuktikan bahwa pemuda memiliki andil besar dalam sebuah kebebasan Indonesia dari berbagai bentuk penjajahan.
Saat ini, bukan penjajahan fisik lagi yang menuntut pemuda untuk mempelopori sebuah perubahan, melainkan tantangan globalisasi sebagai bentuk penjajahan massal. Secara demografi ekonomi, pemuda merupakan asset penggerak pembangunan sebuah bangsa, namun disisi lain pemuda juga dapat menjadi beban. Sejarah mengajarkan bahwa pemuda selalu berperan dalam menentukan arah masa depan bangsa disaat mengalami krisis. Dewasa ini sekalipun pemuda berada dalam kungkungan masalah yang kompleks namun masih berpotensi memecahkan masalahnya sendiri, termasuk memiliki kapasitas dalam membantu perbaikan kesejahteraan masyarakat yang sedang mengalami tantangan globalisasi dan perubahan lingkungan.
Era globalisasi membentuk suatu paradigma bahwa daya saing merupakan kekuatan terpenting dalam mengangkat martabat suatu bangsa di mata dunia. Adanya era globalisasi tersebut memberikan dampak positif dalam meningkatkan produktivitas dan inovasi dari berbagai bidang, namun di sisi lain juga membentuk dampak negatif apabila pemuda tidak siap dalam menghadapinya. Dengan demikian, pemuda sebagai generasi pelopor bangsa dituntut untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas diri dalam menghadapi arus persaingan yang ada. Bukan hanya sekedar meningkatkan kemampuan diri, namun juga berpikir bagaimana cara agar dapat memberikan sumbangsih dengan sesuatu yang baru (inovasi).
Suatu inovasi akan mengantarkan suatu bangsa pada daya tahan kekuatan persaingan, sehingga bangsa tidak hanya mengikuti persaingan yang sudah ada, namun juga mampu membuka persaingan yang baru. Dalam hal ini, minimal pemuda dapat belajar dari permasalahan yang ada disekitar dan menemukan pemecahannya secara baik dan benar (how to solve the problems). Dengan demikian, pemuda akan terus terlatih untuk membentuk paradigma dalam mencari pemecahan suatu permasalahan yang muncul, sehingga terbentuk kekuatan diri dalam menghadapi suatu tantangan yang ada, termasuk era globalisasi.
Kita mengetahui bahwa persaingan global berlangsung dengan sangat ketat, akibat pesatnya perkembangan IPTEK dalam berbagai sendi kehidupan. Dalam persaingan global tersebut, hanya bangsa-bangsa yang mampu menguasai IPTEK yang dapat memelihara kemandirian bangsanya serta mengambil peran yang berarti dalam berbagai sektor. 
Peran IPTEK yang begitu penting menuntut pemuda untuk mengambil keputusan yang tepat, apakah masuk dalam gilasan IPTEK yang sudah ada, atau menciptakan inovasi IPTEK yang dapat meningkatkan kepercayaan diri bangsa. Tentunya ini bukan sebuah pilihan jawaban, melainkan sebuah keharusan untuk pemuda yang ingin mengharumkan nama bangsa dan negara.
 Disatu sisi, kita sadari bahwa penerapan dan pemanfaatan hasil-hasil perkembangan IPTEK yang pesat selama ini telah banyak membantu meningkatkan kualitas dan kesejahteraan kehidupan masyarakat. Namun disisi lain, perkembangan IPTEK justru memperlebar jarak antara wilayah yang cepat mengadopsi suatu inovasi IPTEK dan wilayah yang tidak atau lambat mengadopsi inovasi IPTEK. Hal ini menyebabkan tidak meratanya kesejahteraan antara kedua wilayah tersebut.
Perdesaan merupakan salah satu wilayah yang lambat atau sulit mengadopsi inovasi IPTEK karena berbagai keterbatasan dan faktor tertentu. Pertumbuhan pembangunan di wilayah perdesaan sejauh ini nampak lambat dan bersifat alami. Dalam berbagai kasus, investasi pembangunan yang dicerminkan melalui berbagai aktivitas program atau proyek baik pemerintah atau swasta nyaris kurang memberikan dampak signifikan terhadap perubahan sosial – ekonomi masyarakat. Disamping rendahnya inovasi atau bahkan ketidaksesuaian jenis proyek dengan kebutuhan masyarakat, juga disebabkan factor terbatasnya sumberdaya manusia terdidik yang mendedikasikan dirinya pada desa. Contoh kasus yang lebih miris, banyak pemuda perdesaan yang awalnya menuntut ilmu di wilayah perkotaan justru enggan kembali ke desa setelah menyelesaikan studinya. Dengan IPTEK yang telah dimilikinya, pemuda lebih memilih untuk bekerja di wilayah perkotaan daripada berusaha ikutserta dalam pembangunan wilayah perdesaan. Pemuda lebih bangga dengan status sebagai orang kota daripada statusnya sebagai orang desa. Hal ini merupakan salah satu bentuk paradigma kebanyakan pemuda yang sudah seharusnya diarahkan kepada kesadaran bahwa wilayah perdesaan membutuhkan peran serta pemuda inovatif dalam pembangunannya.
Tidakkah pemuda tahu bahwa perdesaan merupakan salah satu aset terbesar bangsa Indonesia? Tidakkah pemuda sadari bahwa dirinya memiliki kapasitas dalam pembangunan wilayah perdesaan? Tidakkah pemuda ingat bahwa inovasi IPTEK mampu menjadi solusi bagi permasalahan wilayah perdesaan? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang patut direnungkan sebagai pemuda Indonesia yang inovatif dan berintelektual. Bagaimana Negara kita mampu bersaing dengan Negara lain jika masyarakat khususnya pemuda belum menemukan solusi yang tepat terhadap permasalahan dalam Negara sendiri? Sudah seharusnya pemuda Indonesia masa kini menilik kobaran semangat pemuda-pemuda Indonesia yang telah mengukir sejarah pada masa lalu, yang telah membawa nama harum bangsa dan Negara Indonesia. 

Opini saya :
Pemuda seharusnya bisa menjadi suatu tumpuan bagi seluruh bangsa untuk menciptakan suatu gagasan yang inovatif bagi para pemudanya serta memberikan contoh yang baik bagi yang lain.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Arsip Blog

- Copyright © aderizaltosi -Eureka 7 Ao- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -