Archive for November 2012

Music Sebagai Kesehatan Tubuh Yang Penting

Senin, 05 November 2012
Posted by ade rizal tosi

Musik adalah keindahan, mendengarkan musik adalah aktivitas yang sangat menyenangkan. Bahkan tak jarang dari kita yang rela menghabiskan waktu hanya dengan mendengarkan musik. Musik juga sebagai hiburan buat semua orang dari semua kalangan, baik tua muda, kaya, miskin, dan sebagainya, musik menyatukan semua. Namun tahukah sobat bahwa musik juga bermanfaat untuk kesehatan. Tanpa kita sadari manfaat itu mengalir bersama musik.

Sebuah studi menunjukkan, bahwasanya mendengarkan musik dapat memberikan efek pada bagian otak tertentu, yang berhubungan dengan memori dan pengelihatan.

“Sebagai contoh, sebuah penelitian terbaru di Kanada menunjukkan bahwa ada hubungan kausal antara musik dan bagian inti dari otak yang bereaksi terhadap rangsangan (makanan, cahaya, seks),” kata Dr Victoria Williamson, dosen psikologi dari Goldsmith College London.

1. Meningkatkan suasana hati (Mood)

Reaksi masing masing individu kala mendengarkan musik memang berbeda. Tetapi, apapun jenis musik yang kita pilih, sebuah penelitian 2011 di Kanada, yang diterbitkan jurnal Nature Neuroscience menunjukkan bahwa mendengar musik kesukaan kita akan merubah suasana hati dan membuat kita lebih relax.

Sementara itu penelitian lain di McGill University Montreal; “mendengarkan musik dapat memicu pelepasan hormon dopamin pada tubuh”.

“Otak sangat rumit – ada banyak unsur yang terlibat dalam menciptakan perasaan senang – tidak mengherankan jika ada penelitian yang menunjukkan bahwa pelepasan dopamin berhubungan dengan perasaan senang,” kata Bridget O’Connell, kepala informasi dari Mental Health Charity Mind.

2. Membantu agar Fokus

Ini memang sedikit aneh, tetapi bukti menunjukkan bahwa mendenggarkan musik dapat membantu Anda untuk berkonsentrasi. Sebuah alat ‘digital tonic’ yang biasa disebut Ubrain, mengklaim dapat membantu pikiran fokus serta rileks.

Aplikasi ini didasarkan pada binaural beats (yang dapat merangsang aktivitas tertentu di otak) sehingga membantu Anda untuk meningkatkan energi, pikiran dan meningkatkan mood saat mendengarkan musik favorit.

“Dengan membantu korteks otak menghasilkan gelombang tertentu, kita dapat menginduksi beberapa bagian pada otak tetap terjaga, tergantung pada tujuan yang ingin kita lakukan,” jelas Paris psikolog klinis dari Brigitte Forgeot.

3. Meningkatkan daya tahan tubuh

Mendengarkan musik tertentu sebenarnya bisa membantu Anda berlari lebih cepat. Sebuah studi di Brunel University, London Barat telah menunjukkan bahwa musik dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh sebesar 15 persen, meningkatkan semangat dan efisiensi energi 1-2 persen.

Sebaiknya, pilihlah lagu yang sesuai dengan tempo olahraga Anda. Mendengarkan musik sambil olahraga akan memberikan efek metronomik pada tubuh, sehingga memungkinkan Anda untuk berolahraga lebih lama.

4. Kesehatan mental lebih baik

Musik juga sangat membantu bagi mereka yang bermasalah dengan kondisi mental yang kurang setabil.

“Dua cara musik dijadikan sebagai media terapi: baik sebagai sarana komunikasi dan ekspresi diri atau untuk kualitas inheren restoratif atau penyembuhan,” kata Bridget O’Connell.

5. Redakan stres

Riset tahun 2011 dari lembaga sosial kesehatan mental menunjukkan, hampir sepertiga orang mendengarkan musik untuk memberikan semangat ketika sedang bekerja. Dan satu dari empat orang mengaku bahwa mereka mendengarkan musik saat perjalanan ke tempat kerja untuk membantu mengatasi stres.

6. Perawatan pasien

Musik ternyata juga sangat memberikan dampak besar positif untuk membantu pengobatan penyakit jangka panjang, seperti penyakit jantung, kanker dan kondisi pernapasan.

Banyak percobaan telah menunjukkan bahwa musik dapat membantu menurunkan detak jantung, tekanan darah dan membantu meredakan rasa sakit, kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

“Musik dapat sangat berguna bagi seseorang yang berada dalam situasi di mana mereka telah kehilangan kontrol dari lingkungan eksternal mereka,” kata dr Williamson.

“Dengan musik mereka bisa mendapatkan kembali rasa kontrol itu, dan menciptakan ketenangan pada diri sendiri serta mencegah beberapa gangguan yang ada di sekitar pasien,” tambahnya.








Meski RUU Desa ditargetkan selesai akhir tahun ini, tetapi dalam tataran implementasi persoalan national commitment terhadap desa dari pemerintah dan masyarakat masih menjadi kendala. Menurut Ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU Desa DPR Ahmad Muqowam, RUU Desa perlu lebih cepat diundangkan karena sudah menjadi kebutuhan agar pembangunan ekonomi nasional bisa berjalan dengan baik. Begitu juga dengan dari sisi ketepatan penganggaran  pembangunan yang diusulkan desa dengan anggaran yang disediakan pemerintah.
Disinggung soal penekanan dari RUU Desa ini sebenarnya pada sisi apa, politisi PPP ini mengatakan kalau itu lebih pada domain pemerintah karena usulannya dari pihak pemerintah. Sehingga pemerintah yang harus menjawabnya.
"Kalau untuk hal itu tanya pada pemerintah karena draftnya dari pemerintah. Karena itu bagi DPR kemudian melanjutkan apa yang diusulkan pemerintah untuk bagaimana kita melakukan pembahasan. Subtansi dari fraksi-fraksi di DPR, fraksi-fraksi di pansus untuk dibantu sama pemerintah. Sehingga bagi saya sebagai Ketua Pansus adalah bagaimana agar undang undang yang akan dibahas itu melahirkan sebuah undang undang yang memang benar menjadi jawaban, bisa menjadi paradigma di dalam pembangunan bangsa ini ke depan," kata Muqowam.
Ditambahkannya RUU Desa ini diharapkan bisa menjadi faktor pendorong pembangunan dapat berjalan dengan baik khususnya di desa sehingga tujuan pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik. Ini tentu dukungan penuh dari pemerintah.
"Saya kira belajar dari apa yang disampaikan oleh para narasumber waktu rapat dengar pendapat (RDP) itu. Kemudian kita melakukan berbagai kunjungan, maka saya kira kalau undang-undang ini dibuat menjadi sebuah undang undang yang merupakan paradigma dalam pembangunan Indonesia yang berbasis desa, maka tataran implementasi adalah, apakah pemerintah secara keseluruhan, secara sinergis mau melakukan itu," paparnya.
Pola pengajuan program seperti yang sudah ada yaitu Musrenbang dalam tataran implementasinya dalam pandangan mantan Ketua Komisi IV DPR ini sepertinya tidak nyambung.  Karena perlu digarisbawahi bahwa kalau  melihat proses dari Musrenbang  sampai dengan Musrenbangnas, dalam tataran implementasinya maka, itu hampir saja tidak ada relevansi antara Musrenbang dengan dana anggaran yang diberikan oleh APBD II, APBD I dan APBN. Ini yang perlu disadari bahwa koreksi dalam proses itu perlu dilakukan. 
Selain itu juga selama ini antara masyarakat dengan pemerintah dalam membangun perekonomian berbasis desa terasa sangat kurang. Kurang dalam arti, pertama adalah bahwa  bagaimana melakukan koordinasi. Hal ini yang perlu menjadi perhatian bersama berbagai kalangan.
"Pertama telah kita sepakat, desa kita jadikan sebagai basis di dalam membangun negara. Dan yang kedua, perlu ada komitmen nasional kita, perlu sebuah regulasi, perlu sebuah aturan yang memang membuat paradigma dalam pembangunan itu bahwa negara, pemerintah memberikan kebijakan yang berpihak pada desa. Karena itu, tidak ada lain kecuali harus ada pembenahan terhadap proses manajemen pembangunan ini kalau negara, kalau pemerintah mau tidak akan ada lagi disparitas antara desa dan kota. Tidak ada disparitas antara wilayah, Jawa luar Jawa, tidak ada disparitas-disparitas yang lain yang merupakan tuntutan daripada pembangunan bangsa ini ke depan," urainya. 
Bagi Muqowam, kondisi ini sangat berbeda dibandingkan dengan apa yang terjadi di China karena kuatnya komitmen rakyat dan pemerintahnya untuk membangun perekonomian berbasis desa. Sehingga persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah persoalan disparitas ekonomi dan kewilayahan. UU Desa diharapkan mampu menjawab persoalan ini. Namun jauh lebih dari itu bangsa ini harus punya paradigma perdesaan, paradigm pembangunan dengan komitmen tinggi.   
Karenanya, tentu bagaimana tidak sekadar top down, tetapi menurut Ahmad Muqowam pendelegasian kewenangan dilakukan dengan memberikan bobot pada potensi daerah, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia yang ada di daerah itu ada militansi pembangunan bangsa itu ke depan. Ini antara desa dan bangsa begitu lekatnya. 
Menyangkut berapa alokasi anggaran untuk desa dari APBN yang diatur dalam RUU Desa, hal ini yang belum ada kesepakatan diantara fraksi-fraksi. Karena masing-masing fraksi mempunyai cara pandang tersendiri tentang besaran anggarannya.
"Ini masih beragam. Antara fraksi itu kira-kira punya pretensi masing-masing, punya draft masing-masing. Kalau boleh menggunakan pendekatan dari China kemarin sesuai kunjungan beberapa orang panja ke sana. Di sana mereka koordinasinya jelas, China memberikan rata-rata di dalam anggaran negaranya sebesar 18-20 persen," Muqowam menjelaskan. 
Indonesia sampai hari ini menurutnya tidak ada presentase tertentu, dan karenanya layak sekali kalau kemudian dengan latar belakang pemerintah seperti itu kita meminta kepada pemerintah agar ada koordinasi menyangkut kewenangan pembangunan di desa sehingga pemerintah daerah bisa efektif. Saya kira angka 15-20 persen itu sudah menjadi wajar, kalau kita ingin negara ini stabil ke depan.

Sumber : http://www.majalahtopik.co.id


Bukanlah sebuah kemustahilan bahwa pemuda adalah pelopor sebuah perubahan. Pergerakan zaman dari waktu ke waktu memberikan tantangan tersendiri untuk sebuah perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Ingatkah kita ketika tokoh pemuda era orde lama hingga orde baru seperti Adam Malik mengabdikan dirinya untuk sebuah perubahan Negara Indonesia yang lebih maju. Menilik dari sejarah yang telah terukir, Adam Malik merupakan sosok pemuda yang mengawali perjalanan sejarahnya ketika usianya menginjak 20 tahun hingga wafatnya pada usia 67 tahun.
Pada permulaan perannya di usia 20 tahun, Adam malik dan beberapa pemuda lainnya telah mempelopori berdirinya Kantor Berita Antara yang hanya bermodalkan peralatan sederhana, seperti meja tulis tua, mesin tulis tua, dan mesin roneo tua. Namun dengan kegigihannya, Adam Malik bersama pemuda lainnya mampu memberikan andil dalam menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional.
Pada tahun 1945, saat berusia 28 tahun, Adam Malik menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Menjelang 17 Agustus 1945, Adam Malik dan tokoh-tokoh pemuda lainnya membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Betapa sejarah telah membuktikan bahwa pemuda memiliki andil besar dalam sebuah kebebasan Indonesia dari berbagai bentuk penjajahan.
Saat ini, bukan penjajahan fisik lagi yang menuntut pemuda untuk mempelopori sebuah perubahan, melainkan tantangan globalisasi sebagai bentuk penjajahan massal. Secara demografi ekonomi, pemuda merupakan asset penggerak pembangunan sebuah bangsa, namun disisi lain pemuda juga dapat menjadi beban. Sejarah mengajarkan bahwa pemuda selalu berperan dalam menentukan arah masa depan bangsa disaat mengalami krisis. Dewasa ini sekalipun pemuda berada dalam kungkungan masalah yang kompleks namun masih berpotensi memecahkan masalahnya sendiri, termasuk memiliki kapasitas dalam membantu perbaikan kesejahteraan masyarakat yang sedang mengalami tantangan globalisasi dan perubahan lingkungan.
Era globalisasi membentuk suatu paradigma bahwa daya saing merupakan kekuatan terpenting dalam mengangkat martabat suatu bangsa di mata dunia. Adanya era globalisasi tersebut memberikan dampak positif dalam meningkatkan produktivitas dan inovasi dari berbagai bidang, namun di sisi lain juga membentuk dampak negatif apabila pemuda tidak siap dalam menghadapinya. Dengan demikian, pemuda sebagai generasi pelopor bangsa dituntut untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas diri dalam menghadapi arus persaingan yang ada. Bukan hanya sekedar meningkatkan kemampuan diri, namun juga berpikir bagaimana cara agar dapat memberikan sumbangsih dengan sesuatu yang baru (inovasi).
Suatu inovasi akan mengantarkan suatu bangsa pada daya tahan kekuatan persaingan, sehingga bangsa tidak hanya mengikuti persaingan yang sudah ada, namun juga mampu membuka persaingan yang baru. Dalam hal ini, minimal pemuda dapat belajar dari permasalahan yang ada disekitar dan menemukan pemecahannya secara baik dan benar (how to solve the problems). Dengan demikian, pemuda akan terus terlatih untuk membentuk paradigma dalam mencari pemecahan suatu permasalahan yang muncul, sehingga terbentuk kekuatan diri dalam menghadapi suatu tantangan yang ada, termasuk era globalisasi.
Kita mengetahui bahwa persaingan global berlangsung dengan sangat ketat, akibat pesatnya perkembangan IPTEK dalam berbagai sendi kehidupan. Dalam persaingan global tersebut, hanya bangsa-bangsa yang mampu menguasai IPTEK yang dapat memelihara kemandirian bangsanya serta mengambil peran yang berarti dalam berbagai sektor. 
Peran IPTEK yang begitu penting menuntut pemuda untuk mengambil keputusan yang tepat, apakah masuk dalam gilasan IPTEK yang sudah ada, atau menciptakan inovasi IPTEK yang dapat meningkatkan kepercayaan diri bangsa. Tentunya ini bukan sebuah pilihan jawaban, melainkan sebuah keharusan untuk pemuda yang ingin mengharumkan nama bangsa dan negara.
 Disatu sisi, kita sadari bahwa penerapan dan pemanfaatan hasil-hasil perkembangan IPTEK yang pesat selama ini telah banyak membantu meningkatkan kualitas dan kesejahteraan kehidupan masyarakat. Namun disisi lain, perkembangan IPTEK justru memperlebar jarak antara wilayah yang cepat mengadopsi suatu inovasi IPTEK dan wilayah yang tidak atau lambat mengadopsi inovasi IPTEK. Hal ini menyebabkan tidak meratanya kesejahteraan antara kedua wilayah tersebut.
Perdesaan merupakan salah satu wilayah yang lambat atau sulit mengadopsi inovasi IPTEK karena berbagai keterbatasan dan faktor tertentu. Pertumbuhan pembangunan di wilayah perdesaan sejauh ini nampak lambat dan bersifat alami. Dalam berbagai kasus, investasi pembangunan yang dicerminkan melalui berbagai aktivitas program atau proyek baik pemerintah atau swasta nyaris kurang memberikan dampak signifikan terhadap perubahan sosial – ekonomi masyarakat. Disamping rendahnya inovasi atau bahkan ketidaksesuaian jenis proyek dengan kebutuhan masyarakat, juga disebabkan factor terbatasnya sumberdaya manusia terdidik yang mendedikasikan dirinya pada desa. Contoh kasus yang lebih miris, banyak pemuda perdesaan yang awalnya menuntut ilmu di wilayah perkotaan justru enggan kembali ke desa setelah menyelesaikan studinya. Dengan IPTEK yang telah dimilikinya, pemuda lebih memilih untuk bekerja di wilayah perkotaan daripada berusaha ikutserta dalam pembangunan wilayah perdesaan. Pemuda lebih bangga dengan status sebagai orang kota daripada statusnya sebagai orang desa. Hal ini merupakan salah satu bentuk paradigma kebanyakan pemuda yang sudah seharusnya diarahkan kepada kesadaran bahwa wilayah perdesaan membutuhkan peran serta pemuda inovatif dalam pembangunannya.
Tidakkah pemuda tahu bahwa perdesaan merupakan salah satu aset terbesar bangsa Indonesia? Tidakkah pemuda sadari bahwa dirinya memiliki kapasitas dalam pembangunan wilayah perdesaan? Tidakkah pemuda ingat bahwa inovasi IPTEK mampu menjadi solusi bagi permasalahan wilayah perdesaan? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang patut direnungkan sebagai pemuda Indonesia yang inovatif dan berintelektual. Bagaimana Negara kita mampu bersaing dengan Negara lain jika masyarakat khususnya pemuda belum menemukan solusi yang tepat terhadap permasalahan dalam Negara sendiri? Sudah seharusnya pemuda Indonesia masa kini menilik kobaran semangat pemuda-pemuda Indonesia yang telah mengukir sejarah pada masa lalu, yang telah membawa nama harum bangsa dan Negara Indonesia. 

Opini saya :
Pemuda seharusnya bisa menjadi suatu tumpuan bagi seluruh bangsa untuk menciptakan suatu gagasan yang inovatif bagi para pemudanya serta memberikan contoh yang baik bagi yang lain.


Hari Keluarga Nasiona l (Harganas) sudah kali keenambelas diperingati hingga 29 Juni 2009 ini. Sudah cukup panjang perjalanan peringatan “hari spesial” yang diperuntukkan untuk keberhasilan Keluarga Berencana ini. Namun hampir-hampir setiap tahun gaung peringatan Harganas tenggelam oleh hari-hari peringatan lainnya. Apalagi di tahun 2009, peringatan Harganas yang adakan di Istana Negara Jakarta pada 29 Juni, hampir berbarengan dengan Pemilu Presiden (Pilpres) yang berlangsung sepekan kemudian 8 Juli. Semarak Harganas pun berbeda dengan tahun-tahun silam.
Peringatan Harganas XVI tahun ini bertemakan Dengan Semangat Harganas Kita Bangkitkan Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Motto yang diusung adalah Melalui Keluarga Membangun Bangsa untuk Mencapai Millennium Development Goal’s (MDG’s).
Pemerintah berharap Harganas menjadi harinya keluarga-keluarga Indonesia. Meski sudah diperingati sejak 1994, masih banyak warga yang tidak tahu tentang Harganas. Sejatinya hakikat Harganas memang bukan pada seremonial yang meriah, namun lebih pada meningkatnya penghargaan setiap orang kepada keluarga. Seremonial hanyalah untuk mengingatkan.
KELUARGA MISKIN LINTAS BATAS

Membincangkan Peringatan Harganas tak lepas dari Badan Koordinasi keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sejarah Harganas memang tak lepas dari program Keluarga Berencana. Ketika peringatan Gerakan Terpadu Pertanian Koperasi dan Keluarga Berencana (Gerdu Pertasi Kencana) di Lampung, pada 1993, Presiden Soeharto mencanangkan Hari Keluarga Nasional (Harganas). Presiden Soeharto menetapkan tahun 1994 sebagai peringatan Harganas I yang diselenggarakan di Sidoarjo, Jawa Timur.

Setelah itu, Harganas digelar setiap tahun, di setiap provinsi. Di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Harganas sebenarnya juga diperingati dengan marak. Pada Harganas XIV di ambon, Maluku, 29 Juni 2007 silam, misalnya, diadakan di lapangan terbuka. Namun peringatan Harganas ternoda dengan Tarian Cakalele yang mengobarkan Republik Maluku Selatan (RMS). Tahun 2008 lalu, giliran Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi menjadi tuan rumah.Kehadiran KB selain untuk membatasi kenaikan angka kelahiran juga sekaligus untuk mendongkrak tingkat kesejahteraan. BKKBN setiap tahun memetakan warga menurut klasifikasi praKeluarga Sejahtera (praKS), Keluarga Sejahtera 1 (KS-I), KS-II, KS-III dan KS-III+.

Tahun 2008 total keluarga Indonesia sebanyak 57.491.268 keluarga. Mereka yang masuk kategori Pra Sejahtera-KS II sebanyak 42.449.427 keluarga (73,83%). Sisanya masuk kelompok KS III dan KS III+ mencapai 15.041.841 keluarga atau sekitar 26,17% (Lihat wawancara Drs Hardiyanto: Sukseskan Keluarga Sejahtera dengan KB). Departemen Sosial sendiri juga fokus pada pemberdayaan masyarakat miskin, terutama di daerah terpencil. Menurut Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial (Dirjen Dayasos) Drs RusliWahid, perbedaan mencolok tingkat kesejahteraan warga nampak terutama di daerah terpencil, seperti daerah perbatasan dengan Malaysia, Singapura atau Papua. “Warga kita umumnya tinggal di pedalaman, ada yang hidupnya berpindah-pindah, menetap sementara atau menetap sepenuhnya, tapi mereka masih terisolir, baik secara komunikasi maupun budaya,” kata Rusli Wahid. Menurut Rusli Wahid, pemerintah tidak boleh membiarkan mereka terus-menerus hidup dalam pengembaraan dan terisolir.

Sebagai bagian dari anak bangsa, mereka memiliki hak yang sama dengan warga masyarakat lainnya. Depsos mempunyai program pengentasan kemiskinan warga dan keluarga di daerah perbatasan. “Pada tahun 2010 dan 2011, kita akan fokus memberdayakan kehidupan mereka. Baik budaya, komunikasi maupun ekonomi. Hal ini merupakan sasaran kita, untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” kata Rusli. Sejumlah program Depsos yang sudah ada adalah program pemberdayaan fakir miskin, yakni melalui kelompok usaha bersama (KUBE). KUBE bisa dilaksanakan di berbagai bidang, misalnya pertanian, perikanan, peternakan atau keterampilan. Selain itu juga ada program Bantuan Langsung Pemberian Sosial (BLPS). BLPS diberikan kepada KUBE yang berhasil. Nilainya sekitar Rp 20-25 juta. Selain itu, ada program pengentasan kemiskinan menggunakan program terpadu . Misalnya , bantuan pembangunan rumah layak huni, pemberian bibit pertanian, bimbingan pertanian, perikanan. “Kita punya anggaran untuk meningkatkankesejahteraan. Dananya Rp 1,1 triliun untuk program keluarga harapan,” kata Rusli Wahid.

DELAPAN FUNGSI KELUARGA

Sementara Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, berharap peringatan Harganas menjadi momentum bagi keluarga Indonesia untuk melaksanakan delapan fungsi keluarga. Haryono Suyono selama ini dikenal sebagai tokoh BKKBN. “Ini semua untuk meningkatkan keutuhan keluarga,” katanya dalam dialog interaktif Menyambut Peringatan Harganas XV di Radio D FM Jakarta. Dialog interaktif menampilkan Kepala BKKBN Sugiri Syarief dan Deputi Ketua Yayasan Damandiri Rohadi Haryanto.

Haryono menjelaskan keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, sebagai tempat pertama dan utama di dalam membentuk nilai-nilai kepribadian masyarakat, sehingga peran keluarga sangat strategis dalam ketahanan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Keluarga mempunyai delapan fungsi, yakni fungsi keagamaan, cinta kasih, pendidikan, sosial-budaya, ekonomi, reproduksi, lingkungan, dan perlindungan.

MOMENTUM MDG’s

Menurut Haryono, Harganas juga menjadi momentum bagi para keluarga Indonesia untuk tetap melaksanakan program KB. “Dengan dua anak lebih baik,” katanya. “Para keluarga dalam Harganas dapat berkumpul menyambut, melakukan instropeksi dan bahkan ikut serta ke dalam Pos Pemberdayaan Keluarga(Posdaya),” Haryono menambahkan. Posdaya yang kini berjumlah 4.500 adalah program BKKBN untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan dan kemandirian melalui usaha bersama.

Haryono berharap Posdaya yang setiap kelompok beranggotakan 10-100 orang itu juga bisa memberdayakan keluarga miskin dan mencegah kasus perceraian. Harapannya juga mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan milenium tahun 2015 yang dikenal dengan istilah Millennium Development Goals (MDGs). Kepala BKKBN Sugiri Syarief mendukung upaya peningkatan peran keluarga dalam melaksanakan delapan fungsi keluarga melalui Posdaya. “Saya berharap setiap keluarga dapat meluangkan waktu untuk berkumpul, berkomunikasi dan bersilaturahmi, sehingga segala permasalahan keluarga dapat dipecahkan dan dapat dicegah kasus perceraian,” kata Sugiri.

Sugiri mengimbau agar lembaga pemerintah mulai pusat hingga daerah menggerakkan para keluarga agar mengetahui Harganas dan maknanya untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, atau jargon dua anak lebih baik. Kepala BKKBN juga mengimbau kepada pasar swalayan dan mal-mal memberikan pemotongan harga kepada keluarga, yang terdiri ayah, ibu dan anak yang tengah belanja. Pemotongan bisa diberikan sepekan atau sesudah peringatan Harganas 29 Juni 2009. Harapannya keluarga bisa menikmati hari keluarga dengan penuh kebahagiaan dan kesejahteraan.

Sumber : Oleh IMAM BUKHORI DAN WURI WIGUNANINGSIH
Opini saya :
Menurut saya keluarga adalah hal yang sangat penting bagi kita semua, karna keluarga adalah sumber kekuatan kita semua yang membuat kita berjuang untuk mempertahankannya karna keluarga tempat kita untuk berkumpul dan bersama.
Welcome to My Blog
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Arsip Blog

- Copyright © aderizaltosi -Eureka 7 Ao- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -