Posted by : ade rizal tosi
Senin, 05 November 2012
Hari Keluarga Nasiona l (Harganas) sudah kali
keenambelas diperingati hingga 29 Juni 2009 ini. Sudah cukup panjang perjalanan
peringatan “hari spesial” yang diperuntukkan untuk keberhasilan Keluarga Berencana
ini. Namun hampir-hampir setiap tahun gaung peringatan Harganas tenggelam oleh
hari-hari peringatan lainnya. Apalagi di tahun 2009, peringatan Harganas yang
adakan di Istana Negara Jakarta pada 29 Juni, hampir berbarengan dengan Pemilu
Presiden (Pilpres) yang berlangsung sepekan kemudian 8 Juli. Semarak Harganas
pun berbeda dengan tahun-tahun silam.
Peringatan Harganas XVI tahun ini bertemakan Dengan
Semangat Harganas Kita Bangkitkan Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana. Motto yang diusung adalah Melalui Keluarga Membangun Bangsa untuk
Mencapai Millennium Development Goal’s (MDG’s).
Pemerintah berharap Harganas menjadi harinya
keluarga-keluarga Indonesia. Meski sudah diperingati sejak 1994, masih banyak
warga yang tidak tahu tentang Harganas. Sejatinya hakikat Harganas memang bukan
pada seremonial yang meriah, namun lebih pada meningkatnya penghargaan setiap
orang kepada keluarga. Seremonial hanyalah untuk mengingatkan.
KELUARGA MISKIN
LINTAS BATAS
Membincangkan
Peringatan Harganas tak lepas dari Badan Koordinasi keluarga Berencana Nasional
(BKKBN). Sejarah Harganas memang tak lepas dari program Keluarga Berencana.
Ketika peringatan Gerakan Terpadu Pertanian Koperasi dan Keluarga Berencana
(Gerdu Pertasi Kencana) di Lampung, pada 1993, Presiden Soeharto mencanangkan
Hari Keluarga Nasional (Harganas). Presiden Soeharto menetapkan tahun 1994
sebagai peringatan Harganas I yang diselenggarakan di Sidoarjo, Jawa Timur.
Setelah itu, Harganas
digelar setiap tahun, di setiap provinsi. Di masa pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono, Harganas sebenarnya juga diperingati dengan marak. Pada Harganas XIV
di ambon, Maluku, 29 Juni 2007 silam, misalnya, diadakan di lapangan terbuka.
Namun peringatan Harganas ternoda dengan Tarian Cakalele yang mengobarkan
Republik Maluku Selatan (RMS). Tahun 2008 lalu, giliran Muara Sabak, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, Jambi menjadi tuan rumah.Kehadiran KB selain untuk
membatasi kenaikan angka kelahiran juga sekaligus untuk mendongkrak tingkat
kesejahteraan. BKKBN setiap tahun memetakan warga menurut klasifikasi
praKeluarga Sejahtera (praKS), Keluarga Sejahtera 1 (KS-I), KS-II, KS-III dan
KS-III+.
Tahun 2008 total
keluarga Indonesia sebanyak 57.491.268 keluarga. Mereka yang masuk kategori Pra
Sejahtera-KS II sebanyak 42.449.427 keluarga (73,83%). Sisanya masuk kelompok
KS III dan KS III+ mencapai 15.041.841 keluarga atau sekitar 26,17% (Lihat
wawancara Drs Hardiyanto: Sukseskan Keluarga Sejahtera
dengan KB). Departemen Sosial sendiri juga fokus pada pemberdayaan masyarakat
miskin, terutama di daerah terpencil. Menurut Direktur Jenderal Pemberdayaan
Sosial (Dirjen Dayasos) Drs RusliWahid, perbedaan mencolok tingkat
kesejahteraan warga nampak terutama di daerah terpencil, seperti daerah
perbatasan dengan Malaysia, Singapura atau Papua. “Warga kita umumnya tinggal
di pedalaman, ada yang hidupnya berpindah-pindah, menetap sementara atau
menetap sepenuhnya, tapi mereka masih terisolir, baik secara komunikasi maupun
budaya,” kata Rusli Wahid. Menurut Rusli Wahid, pemerintah tidak boleh
membiarkan mereka terus-menerus hidup dalam pengembaraan dan terisolir.
Sebagai bagian dari
anak bangsa, mereka memiliki hak yang sama dengan warga masyarakat lainnya.
Depsos mempunyai program pengentasan kemiskinan warga dan keluarga di daerah
perbatasan. “Pada tahun 2010 dan 2011, kita akan fokus memberdayakan kehidupan
mereka. Baik budaya, komunikasi maupun ekonomi. Hal ini merupakan sasaran kita,
untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” kata Rusli. Sejumlah program Depsos
yang sudah ada adalah program pemberdayaan fakir miskin, yakni melalui kelompok
usaha bersama (KUBE). KUBE bisa dilaksanakan di berbagai bidang, misalnya
pertanian, perikanan, peternakan atau keterampilan. Selain itu juga ada program
Bantuan Langsung Pemberian Sosial (BLPS). BLPS diberikan kepada KUBE yang
berhasil. Nilainya sekitar Rp 20-25 juta. Selain itu, ada program pengentasan
kemiskinan menggunakan program terpadu . Misalnya , bantuan pembangunan rumah
layak huni, pemberian bibit pertanian, bimbingan pertanian, perikanan. “Kita
punya anggaran untuk meningkatkankesejahteraan. Dananya Rp 1,1 triliun untuk
program keluarga harapan,” kata Rusli Wahid.
DELAPAN FUNGSI
KELUARGA
Sementara Ketua
Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, berharap peringatan Harganas menjadi
momentum bagi keluarga Indonesia untuk melaksanakan delapan fungsi keluarga.
Haryono Suyono selama ini dikenal sebagai tokoh BKKBN. “Ini semua untuk
meningkatkan keutuhan keluarga,” katanya dalam dialog interaktif Menyambut
Peringatan Harganas XV di Radio D FM Jakarta. Dialog
interaktif menampilkan Kepala BKKBN Sugiri Syarief dan Deputi Ketua Yayasan
Damandiri Rohadi Haryanto.
Haryono menjelaskan
keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, sebagai tempat pertama dan
utama di dalam membentuk nilai-nilai kepribadian masyarakat, sehingga peran
keluarga sangat strategis dalam ketahanan keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Keluarga mempunyai delapan fungsi, yakni fungsi keagamaan, cinta kasih,
pendidikan, sosial-budaya, ekonomi, reproduksi, lingkungan, dan perlindungan.
MOMENTUM MDG’s
Menurut Haryono,
Harganas juga menjadi momentum bagi para keluarga Indonesia untuk tetap
melaksanakan program KB. “Dengan dua anak lebih baik,” katanya. “Para keluarga
dalam Harganas dapat berkumpul menyambut, melakukan instropeksi dan bahkan ikut
serta ke dalam Pos Pemberdayaan Keluarga(Posdaya),” Haryono menambahkan.
Posdaya yang kini berjumlah 4.500 adalah program BKKBN untuk mewujudkan
peningkatan kesejahteraan dan kemandirian melalui usaha bersama.
Haryono berharap
Posdaya yang setiap kelompok beranggotakan 10-100 orang itu juga bisa
memberdayakan keluarga miskin dan mencegah kasus perceraian. Harapannya juga
mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan milenium tahun 2015 yang dikenal
dengan istilah Millennium Development Goals (MDGs). Kepala BKKBN Sugiri Syarief
mendukung upaya peningkatan peran keluarga dalam melaksanakan delapan fungsi
keluarga melalui Posdaya. “Saya berharap setiap keluarga dapat meluangkan waktu
untuk berkumpul, berkomunikasi dan bersilaturahmi, sehingga segala permasalahan
keluarga dapat dipecahkan dan dapat dicegah kasus perceraian,” kata Sugiri.
Sugiri mengimbau agar
lembaga pemerintah mulai pusat hingga daerah menggerakkan para keluarga agar
mengetahui Harganas dan maknanya untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
dan sejahtera, atau jargon dua anak lebih baik. Kepala BKKBN juga mengimbau
kepada pasar swalayan dan mal-mal memberikan pemotongan harga kepada keluarga,
yang terdiri ayah, ibu dan anak yang tengah belanja. Pemotongan bisa diberikan
sepekan atau sesudah peringatan Harganas 29 Juni 2009. Harapannya keluarga bisa
menikmati hari keluarga dengan penuh kebahagiaan dan kesejahteraan.
Sumber
: Oleh IMAM BUKHORI DAN WURI WIGUNANINGSIH
Opini
saya :
Menurut
saya keluarga adalah hal yang sangat penting bagi kita semua, karna keluarga
adalah sumber kekuatan kita semua yang membuat kita berjuang untuk
mempertahankannya karna keluarga tempat kita untuk berkumpul dan bersama.